Blue Orange Green Pink Purple

Secarik Kertas, Sepatah Kata, Sebening Hati

"Obatmu Terdapat Dalam Dirimu, Namun Kamu Tidak Menyadarinya. Penawarmu Berasal Dari Dirimu, Namun Kamu Tidak Mengetahuinya. Engkau Mengira Dirimu Satu Benda Yang Kecil, Padahal Dalam Dirimu Terdapat Alam Yang Besar." [ Ali bin Abi Thalib ] Ar Ruhul Istijabah (“Semangat Menyambut Panggilan Da’wah”)

"Sebuah Renungan"

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawa menyilang pada bahunya.

Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh setelah perjalanan panjang Dari mata air ke rumah majikannya, tempayan itu hanya dapat membawa air setengah penuh.

Selama dua tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa satu setengah tempayan air ke rumah majikannya. tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannnya.

Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air, "Saya sunggh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" Tanya si tukang air.


"Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi." Kata tempayan itu.

Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."

Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.

Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya.

Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu. Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang."

Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Allah akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias Dunia Kita.

Di mata Allah yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita. (myquran.com)
Selengkapnya 0 komentar | Diposting oleh Kang Dinda edit post

0 komentar



Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

izzatul jannah

  • Tentang Blog Ini
      About me. Edit this in the options panel.
  • Labels

    • Kisah Penuh Hikmah (14)

    Kisah di Blog Ini

    • ▼ 2009 (14)
      • ▼ Oktober (14)
        • "Kisah Indah Sang Khalifah"
        • "Sandal Jepit dan Peci"
        • (Cuma) Sekantong Gorengan ...
        • "Hidup Bagai Dikejar Seekor Singa"
        • "Bosan Hidup"
        • "Merancang Kematian"
        • " Sayuu…ur! "
        • "Sebuah Renungan"
        • "Nasruddin Menangisi Raja"
        • "Maka Nikmatilah, Karena Ini Pun Akan Berlalu"
        • "Berhenti Menjadi Pengemis"
        • " Sapu Lidi "
        • "Nasruddin dan Profesor"
        • AR RUHUL ISTIJABAH “Semangat Menyambut Panggilan ...
  • Cari






    • Home
    • Posts RSS
    • Comments RSS
    • Edit

    © Copyright Ar Ruhul Istijabah. All rights reserved.
    Designed by FTL Blogger Themes | Bloggerized by FalconHive.com
    brought to you by Smashing Magazine

    Kembali